Bismillaah
Kau Dan Aku Pada Winter Yang Sama
A poetry by Sakura Sizuoka
Kau perlu tahu, aku mungkin tidak seperti yang kau kira, pada winter yang sama
Kelak, di saat hujan es dan salju yang saling tindih
Pada malam beku, jika kau mengartikan suhu udara minus lima belas itu sebagai hal yang bisa menciptakan beku
Maka, saat itu, aku takkan lagi berdiri di depan jendela kamar, seperti waktu-waktu yang telah berlalu
Aku, akan menimang Anak Cinta dan mendekapnya erat-erat setelah memasukkannya ke dalam kantong tidur
Lalu, akan kubacakan untuknya Ayat-ayat Allaah, agar hatinya menjadi damai dan hangat
Apakah kau bersedia menemani kami? Mengawali malam dengan tilawah bersama, dan biarkanlah Anak Cinta terlelap damai dalam dekapanku sementara kau ....
Menjaga perapian untuk tetap menyala dan menebarkan kehangatan
Untukmu, untukku dan untuk Anak Cinta
Heiii, kau menyanyikannya? Lagu Cinta ....
Leiden, 17 Oktober 2015
Poetry itu apa sih mbak Sakura? Saya pernah dengar, misalnya di Yogya terkenal ada Poetry of Sindhunata. Poetry apakah sama dengan puisi?
BalasHapus@Sebutir Debu Semesta
BalasHapusWait, boleh tahu, mengapa Anda menggunakan nama Sebutir Debu Semesta? Ini, nama pena kedua Sakura.
But, thaaanks for visitting my blog:)
Poetry: Sajak
Pertama, saya tidak mengetahui itu nama pena mbak Sakura.
BalasHapusKedua, setiap kita hanyalah butiran debu diantara sekian banyak debu dalam semesta raya ini. Kenapa memakai nama debu, itu nama yang indah, barangkali debu tidak selamanya kotor, ada kalanya bahkan dipakai untuk bersuci, selain air.
Mungkin kebetulan sama dengan nama pena kedua mbak Sakura. :)