Dimana, Kau Dan Aku Sepasang Dayung

sepasang-dayung.jpg

Bismillaah

"Naaah, Oca, kamu pasti suka belajar di sini. Mari, silakan masuk. Kamu boleh memilih kelas mana saja yang kamu mau. Oke?" Tante Ratna mengajakku masuk ke pendopo? Aaah, entahlah apa namanya. Mirip aula gitu. Memanggil seorang mentor yang namanya Kak Sarah."Sarah, kamu temani Oca, ya? Biarkan dia melihat-lihat dulu dan memilih kelas yang membuatnya nyaman," imbuhnya setelah Kak Sarah sampai di hadapan kami.

Kak sarah mengangguk santun, tersenyum simpul dan mengajakku mengelilingi Sanggar Batik Sekar Jagat. Eh, jujur nih, rasa-rasanya aku mau melarikan diri. Mungkin itu jauh lebih baik.

"Silakan, Oca. Mari saya antar," ajaknya ramah. Aku mengekor. Iiih, menyebalkan! Kenapa sih, aku harus menuruti kemauan Mama? Kenapa sih, aku tidak menolaknya saja? Haduuuh, di sini tuh kadang aku merasa lemot! Eh, jujur ini bahasanya Ovy. Hemmm. Pas sekali kan?

"Thanks," jawabku singkat. Be-te, tahu tidak, sih? Yaaah, meskipun jujur, Sanggar Batik ini indah sekali. Aku suka. Bersih, nyaman, harum dan bernuansa palace. Sukaaa, sih. Sama ruangannya. Hehe. Tapi, kalau jadi murid di sini, sepertinya harus berpikir seribu kali lagi. What? Ummm, iya, deh. Yakin!

"Oke, jadi Oca mau memilih kelas yang mana?" Kak Sarah mengajakku masuk ke kelas terakhir. Sepertinya, ini kelas super? Aaah, tidak tahu juga? Jujur, aku tidak detail mengamati kelas-kelas yang lain tadi. Asal ngikut saja tadi. Dari pada kelihatan apatif ples tidak elegan. Hemmm. Padahal, aku tidak tahu apa itu apatif dan apa itu elegan? Sungguh! Nanti, sampai di rumah, harus menanyakannya pada Si Mbah Google. Eh, caranya? Harus meminjam HP-nya Miss dong? Sengsara ....

"Oca?" Suara Kak Sarah mengejutkanku. "Oca pilih kelas yang mana?"

"Ohhh, emmm, yang ini saja." Kataku asal. Tanpa berpikir sedetik pun.

"Are you sure?"

"Yeeeaaah!"

"Oke, kalau begitu, saya daftar ya? Silakan Oca menunggu di saung sebelah sana. Nanti, akan ada Kak Ayomi menemuimu. Mengantarkan alat membatik, sekaligus mengajakmu mengenal batik. Oke?" Terangnya. Oooh, baiklah. Jelas aku senang. Menunggu di saung indah itu? Why not? "Senang bertemu dengan Oca, dan selamat belajar di Sanggar Batik Sekar Jagat,"

"Terima kasih," hanya itu yang bisa kuucapkan, sebelum akhirnya melangkah menuju saung. Kulirik sekilas, Kak Sarah membungkuk memberiku salam. Saaalaaam! Batinku.

***

"Hei," sapanya, ramah. Busyet! Ini, dewa apa cowok? Ehhh, maksudku, wajahnya eksotis sekali. Eeeh, astaghfirullaah. Pandangan pertama itu nikmat, selanjutnya maksiat. Maka, kutundukkan pandangan. Eh, tadi, saung ini kosong kan? Kenapa tiba-tiba ada makhluk ini? Hemmmm. Jadi grogi.

"Hei," jawabku lirih. Tapi terdengar kan? Semoga saja. Kalau tidak, ya syukur deh!

"Anak baru?"

"Anak?"

"Murid baru?" Dia mengoreksi. Aku mengangguk dan tetap mematung di tempatku. "Nggak duduk? Namamu siapa?"

"Thanks, di sini aja,"

"Yakin? Lama loh, sekolahnya. Masa mau berdiri?" Godanya. Semprul! Eh, ya Allaah, kalau begini aku mau pulang saja. Pulang!

"Iya. Yakin," jawabku singkat. Sepatah-sepatah. Sambil tetap menunggu.

"Oooh, jadi namamu Oca? Hellooo, Oca. Kenalkan, aku Arvend," cerocosnya membuat mataku perih. Pingin nangis rasanya. Sungguh! Dari mana dia tahu namaku? Kenapa dia ada di sini? Murid juga? Cowok, membatik? Ada ya? Hemmm.

---#---

Postingan terkait:

4 Tanggapan untuk "Dimana, Kau Dan Aku Sepasang Dayung"

  1. Amazing #emotjempol

    salam pena :)

    BalasHapus
  2. @Mizmarul Khaq,
    Thanks, Kak :)

    Salam pena:)

    BalasHapus
  3. nyimak aja mbak...lanjutkan di tunggu kunjungan baliknya

    BalasHapus
  4. Sakura Sizuoka Posted By Admin4 Oktober 2015 pukul 22.50

    @Nur Said,
    Thanks, in syaa Allaah. :)

    BalasHapus