Bismillaah
Salju,
Boleh kan, aku menuliskan nama (nya)? Boleh kan, Salju? Mohon, Salju. Please ... Rindu ini begitu menggelegak. Mirip lava yang meletup-letup. Tak tertahan lagi.
Mungkin dengan mengukirkan nama (nya) di sini, gelegak itu akan mereda. Berdamai dengan tetesan tinta ini, Salju. Atau, ada ide, Salju? Bagaimana aku harus menahankan rindu ini?
Ia, menderita dahaga yang begitu menyiksa. Ya, rindu yang benar-benar dahaga. Boleh kah, aku mengirimkan untuknya, kebeningan air telaga, Salju? Seteguk saja. Semoga bisa sedikit mengobati dahaganya.
Ohhh, Salju, maafkan aku.
Jadi bingung, apa yang harus kulakukan. Seharusnya, rindu ini belum terlahir. Belum saatnya. Oooh, Salju. Izinkan aku melinangkan air mata ini. Aaakuuu, rinduuu!
Sukaa ceritanya
BalasHapus