The Best Choy

Tra ra raaa ... Inilah dia, Mas Megan yang hatiku sudah memilihnya untuk menjadi sepasang sayap. Imam dalam hidup dunia dan akhirat. Ganteng? Pasti dooong. Kerjaan mapan? Jelas banget dooong. Bermobil mewah dan kinclong? Duuuh, jangan ditanya lagi. Pokoknya tajir super duper.

Prinsipku sih simple. Kalau harta melimpah mau apa aja sih guampang banget. Jangankan shadaqah mau tiap bulan pergi umrah ke Tanah Suci juga oke. Duuuh, siapa sih yang nggak bangga jadi calon isterinya Mas Megan?


"Wa, baca ini." Ucap Uji dengan nada panik. Diangsurkannya koran pagi ke arahku. Iiih, Uji nggak tahu orang lagi asyiiik apa yah? Batinku.

"What? Ji, ini beneran berita kan?"

"Ya iyalah, makanya jangan sewot dulu. Dibaca dulu. Kalau perlu sewot nggak apa-apa sewot. Kalau nggak perlu ya udah pingsan aja sana. Parah kamu, Wa." Cerocosnya, sementara aku merasakan tubuhku lemas tak berdaya.

Daftar Buronan
Inisial M. Fotonya? Itu foto Mas Megan. Walaupun fotonya ditutup dibagian mata, tapi aku sudah sangat mengenalinya.

Ap ... Ap ... Ap ... Apa? Tanyaku tergetar. Hatiku lngsung menggelepar. Mas Megan jadi buronan polisi. Batinku terasa sangat perih. Seperti luka yang disiram segalon air garam. Musnahlah harapanku.

"Oooaaalaaah, Mas Megaaan, kok bisa begini sih? Tamat, Mas."

The End

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "The Best Choy"

Posting Komentar