Bismillaah
Aku berangkat ... Meniti Tangga Ilmu bersama Rabb Yang Maha Cinta
Semoga, menjadi ilmu yang bermanfaat dan baarakah
Aku, terharu menatapi wajah cantikmu pagi ini
Sungguh, mempesona di bawah siraman sinar mentari
Aku berangkat ... Semoga Rabb ridha dengan perjuangan ini
Perjuangan yang tiada pernah akan berakhir
Hingga Rabb menyampaikanku pada muara cinta-Nya
Sungguh, segala puji hanya bagi Rabb, Seru semesta alam
Sleedorntuin, ummmm, aku bukan anak-anak lagi
Yang menangis menjerit-jerit saat Mama dan Papa menyuruhku mandi
Atau saat haus dan minta dibuatkan Nutri Tea
Atau saat lapar dan minta dibuatkan hutspot
Kini, aku sudah semakin besar dan tumbuh dan terus tumbuh
Bukan anak-anak yang merajuk saat minta dibelikan mainan
Atau saat minta dibelikan es krim, loli pop atau pop corn di Stasiun Leiden
Atau saat masih mau bermain di spel tuin dan tidak mau pulang
Ah, Sleedorntuin ... Begitu cepat waktu berlalu!
Hingga kini, wajah cantikmu, menyadarkanku
Betapa aku bukan anak-anak lagi
Artinya, aku tidak boleh menangis lagi
Aku harus kuat!
Tidak boleh manja!
Tidak boleh merajuk!
Tidak boleh kekanakan ....
Leiden, 6 September 2015
Belum ada tanggapan untuk "Kepadamu: Wajah Anggun Sleedorntuin"
Posting Komentar