Tentang Gombal Tersayang

Bismillaah

Tentang Mimpi Semalam A monolog by Sakura Sizuoka Based on a true story

Kak Da. Begitu aku memanggilnya. Seorang ikhwan dari Yogyakarta, yang kukenal sejak 2014 lalu. Hoho. Iyeees, aku mengenalnya di facebook. Eit, aku terllau jujur ya? Yeeeaaah, jujur itu luhur. Mulia. Kalau ingin diluhurkan Allaah, ingin dimuliakan Allaah maka jujurlah!

Nah, ini kejujuranku selanjutnya. Dari sana--facebook itu--kami bertukar PIN BBM. And theee,n tebak deh, apa yang selanjutnya terjadi!

Yupz! Benar sekali. Kami sering chatting di sana. Lebih handy rasanya, kaarena tidak harus on/off facebook. Eh. Sebentar, sebelum kulanjutkan, aku pingin nyampein sesuatu.

Mungkin, cerita ini klasik! Standard. Tapi, yang akan kutuliskan ini bernuansa lain yang unik dan indah. Yaaah, harapanku sih, kalian bisa memahami apa yang menjadi garis besar cerita ini. Jujur, ini kuangkat dari sebuah kisah nyata. True story, Guys! Keren tidak?

Oke, lanjut. Kalau kebanyakan pengantar, nanti tidak selesai-selesai ceritanya. Iya kan? Tidak asyik juga kan? (Y) (y) Senyum dulu dong! Tos!

Dari chatting di facebook dan BBM itu, muncullah sesuatu yang tak lazim dalam hatiku. Ia, seperti sembulan kuncup bunga dari tangkai indahnya. Seperti sebundar sinar mentari yang menyembul di ufuk-Nya. Seperti anak manusia yang terlahir suci dari rahim ibunya. Yaaa, sesuatu yang aku belum pernah merasakan dan temui sebelumnya.

Jadi, tiba-tiba saja, aku merasa deg-degan dan nervous saat ada pesan masuk darinya. Aneh banget kan? Padahal sebelumnya sih biasa-biasa aja. Cekakak-cekikik juga biasa! Kalian pernah mengalami ini? Di usia berapa? Eh. Ini bukan survey kok. Hanya sekedar menanyakan saja. Barangkali, pengalaman kalian bisa menjadi sesuatu yang berharga untukku.

Kak Da, sering kali mengirimkan pesan untukku. Eh, aku udah cerita kan? Yaa Allaah, kenapa aku jadi gugup begini sih? Hanya karena mau menulisan cerita ini? Waaah, ini sih menyakitkan. Bukannya selama ini aku baik-baik saja? Duuuh :'( masalah!

Mau tahu? Pesan-pesannya itu selalu membuatku merasa bahagia dan damai. Serius! GPB (Gak Pakek Bercandaa).

-------------------------- Assalamu'alaykum, Dik Lovely. Apa kabar hari ini? Semoga selalu dalam naungan kasih sayang Allaah. Aamiin. Bagaimana dengan taqwa-mu? Iman-mu? Hatimu? Apakah sudah kau serahkan seutuhnya untuk Rabb? Sebesar apakah, semua itu? ------------------------- Aku jawabnya: Wa'alaykumussalam Alhamdulillaah And Kak Da? Aamiin Allahumma aamiin Thaaanks ------------Agak tidak nyambung kan?------------- Kak Day reply lagi: Masya Allaah Keep istiqamah, Dik Allaah memberkahimu ------------------------ Aku jawabnya: Aamiin Insya Allaah ------------Terlalu hemat tidak, sih?-------------

Gituuuh, rata-rata pesannya seperti itu. Menghipnotis tidak sih? Kalau bagi kalian? Indah tidak pesan seperti itu? Emmm?

Jujur lagi nih, semkin ke sini, komunikasi kami semakin intensif. Loooh? Kenapa bisa begitu yaaa? Jujur banget, terkadang, aku ingin terlepas dari Kak Da. Aku ingin pergi. Ingin meninggalkannya. Aku tahu, itu tidak baik! Tidak sehat! Bukan kah semua kata-kata yang kami tuliskan itu bisa menjadi debu-debu yang menutupi hati? Bukankah semua emotikon atau sikap kami yang tertuang dalam pesan-pesan indah itu bisaa membalurkan zina di hati?

Buktinya, aku sudah mulai gugup dan deg-degan saat membaca pesan-pesan Kak Da. Jangankan membacanya, tahu kalau yang mengirim pesaan Kak Da saja, rasanya sudah panas dingin melayang-layang. Eh. Ini serius loooh! Pleaaaseeee, jangan ditertawakan, ya? Hikaaa.

----------------------------- Dik lovely, Assalamu'alaykum Sedang apakah? Sedang muraja'ah ya Adik tahu? Kakak bahagia dan sangat bersyukur dipertemukan dengan Adik yang shaliha Hafidzah Kakak sangat bangga Semoga Allaah selalu memberika keberkahan Aamiin ----------------------------- Aku memutuskan untuk tidak mereply-nya. Kubiarkan saja begitu. Kuhapus malahan pesannya. Aku, tiba-tiba berpikir: Itu Gombal!

Kalian pernah merasa digombali tidak sih? Yaaah, aku dapet istilah gombal itu dari temanku. Katanya, gombal itu juga berjenis-jenis. Mulai dari yang sok imut, sok manis, sok alim sampai sok tahu! Nah, kata temanku itu, pesan-pesan Kak Da itu gombal sok alim dan sok manis! Parah kan? Apa tidak menakutkan kalau seperti itu? Hemmm. Jadi meriyang memikirkannya.

------------------------------ Assalamu'alaykum, Dik Lovely Di tempat Kakak, udara sangat dingin Bagaima dengan di sana? Musim apa? Sedang apakah? Afwan, jika pesan-pesan Kakak mengganggu Adik Semoga tidak mendatangkan keburukan Semoga Allaah selalu menjaga Aamiin ------------------------------

Aku masih diam! Entahlah! Meskipun, membacanya menjadi senyum-senyum sendiri sambil bercermin di kaca bundar kesayangan, tapi, bayangan gombal itu mencegahku untuk mereply-nya! Uuuh, ternyata jadi remaja itu ada tidak enaknya juga ya? Harus mengalami konflik menyakitkan seperti ini! Jadi pingin kembali ke masa kanak-kanak. Eh. Jangaaan! Nanti, kalau jadi ediot bagaimana? Na'uudzubillaahimindzaalik deeh.

Sebenarnya, gombal itu, nyata atau tidak sih? Maksudku, ada beneran atau hanya sinisme saja sih? Duh, jadi bingung. Mau tahu? Sejujurnya, aku kangen sama Kak Da.

----------Uuuh, nyebelin! Kak Da ngirim pesan lagi!------ Assalamu'alaykum Sibuk sekali kah, Dik Lovely? Tidak pernah membalas pesan Kakak Atau mengganggu kah? ---------Gombal, atau bukan ya?---------

Berhari-hari, aku memikirkan Kak Da. Kak Da sangat baik. Lihatlah caranya bertutur. Caranya bersikap! Jadi, kenapa aku sampai berpikir bahwa dia itu gombal? Dan semua pesannya itu gombal sampah? Kenapa begitu teganya, aku melabelkan semua itu padanya? Ohhh, astaghfirullaahaladhiim. Aku harus berbuat sesuatu! Untuk Kak Da, maksudku. -------------Aku memutuskan untuk send PM------------ Bismillaah Assalamu'alaykum, Kak Da Apa kabar? Maaf, baru bisa mereply pesan-pesan Kakak Lovely was so busy with much activitieees :) ----------- #Ini kebohongan! Kan, aku tidak sibuk dengan kegiatan? Aku hanya sibuk memikirkan Kak Da itu lelaki gombal atau bukan Hikaaa, menyedihkan! Lama tidak direply dan itu membuatku galau mendadak! Beneran! Gelsiah, takut, khawatir, kalau Kak Da tidak mau lagi menjawab pesanku. Lalu, kukirimkan emoticon smile, dan setelah itu emoticon sedih. Aaah, lucu tidak sih? Kalian pernah melakukan ini? Bagaimana perasaan kalian waktu itu? Hikaaa. Aku, panas dingin menunggu balasan pesan dari Kak Da! Jujur nih, hargai dong! Triiing! Yeeeaaah, direply! Yippieee! ----------- Wa'alaykumussalam warrahmatullaahi wabarakatuh Alhamdulillaah, baik Dik lovely Dan Dik lovely? Apa kabar? Ya, Kakak mengerti kesibukan Dik lovely Tidak perlu meminta maaf ---------- :) Oh, okeee, alahmdulillaah Thaaanks, Kak Oh, em, Lovely is O.K Alhamdulillaah ----------- Bersambung

Postingan terkait:

2 Tanggapan untuk "Tentang Gombal Tersayang"

  1. selalu sakit hati yg datang untuk perasaan yg timbul di dunia maya... :(

    BalasHapus
  2. @candra,
    Hekekeke

    Be patient, ini fiksi kok

    :)

    BalasHapus