Bismillaah
---Grand Prize---
Twinkle twinkle little star How I wonder what you are Up above the world so high Like a diamond in the sky Twinkle twinkle little star How I wonder what you are
Nada alarm kesayangan Puri mengalun merdu dan keras! Seolah menggaung-gaung memenuhi kamar. Puri mengerjap-ngerjapkan matanya. Perih. Masih lengket. Ngantuk! Tapi, ini jadwalnya muraja'ah. Lengket tidak lengket, ngantuk tidak ngantuk tetap harus bangun.
Ditahannya rasa ngantuk, mata perih, mual dan pusing yang mengeroyoknya. Bersandar di kepala tempat tidur sambil berdoa bangun tidur. Loooh, Mas? Mas mana? Kok ...? Ini kan baru jam dua? Hatinya bertanya-tanya.
Diabaikannya semua yang mengeroyoknya itu tadi, untuk memastikan bahwa Tsun baik-baik saja. Dalam hatinya, terlahir rasa sayang yang semakin kuat. Semakin tumbuh dan berkembang. Bergegas Puri bangkit dari tempat tidur, mencari Tsun. Biasanya Tsun bangun jam tiga.
"Kasihan, Mas. Pasti belum tidur. Tadi kan menemaniku ....," gumamnya sembari menuju Mushalla. Benar saja! Tsun, Imam Hatinya ada di sana. Betapa bahagianya, mendapati Sang Surga tengah taqarrub kepada Rabb seperti itu. Aaah, sesemian rindu itu, kian hijau. Segar!
"Maaas. Assalamu'alaykum, Mas," sapanya, sewaktu Tsun menoleh ke arahnya. Puri masih berdiri di tengah pintu. Sebenarnya, tidak mau mengganggunya. Biarkan munajat itu tak terusik sedetik pun. Tapi, seperti ada yang memberi tahunya, kalau ada Puri di sana. Itulah, ketika Allaah telah mengikatkan kedua hati. Maka, pendengaran jiwa akan menjadi sangat peka.
"'Alaykumussalam, Dik. Kamu sudah bangun? Kan barusan bobokbnya? Bobok lagi ya? Nanti Mas bangunin," Tsun berjalan mendekat. Dikecupkannya ridha dan kedalaman cinta di kening Puri. Jleb! Sampai ke palung hati terdalam.
Puri menggeleng. Senyumnya mengembang berseri di wajah ayunya. Entah, apa yang ada di benak Tsun, tiba-tiba bersimpuh di kaki Puri. Diciuminya perut Puri penuh cinta. Penuh kasih sayang. Itu, membuat Puri merintikkan gerimis haru dan bahagia dari langit jiwanya. Jadi, Mas sudah tahu? Kado itu? Oh, iya, Mas pasti sudah menemukannya. Memang sengaja kusimpan di sana. Grand Prizeee! Tidak apalah terlambat, dari pada terlambat sekali. Hihi. Hatinya berdebar-debar mesra. Ya Allaah, bahagianya.
Ternyata, Grand Prize juga tidak harus di restoran. Tidak harus saat makan malam. Tidak harus! Allaah Punya tempat yang paling indah dan Allaah Punya waktu yang terbaik. Dan, di sinilah tempat terindah itu, Mushalla. Dan, pada saat inilah waktu terbaik itu, saat sepertiga malam ....
"Assalamu'alaykum, Sayang. Abi mencintaimu. Ummi mencintaimu dan Allaah sangat mencintaimu," Tsun terisak menahan haru. Diciumnya sekali lagi perut Puri sebelum akhirnya berdiri dan mendekapnya erat. Hangat! Dekapan cinta. Pelukan surga!
"Dik, jaga Anak Cinta kita baik-baik ya? Allaah menjaga kalian. Maafkan Mas ya, Dik? Mas banyak salah sama kamu. Mas tidak mengerti kamu. Mas ...," Tsun tak bisa melanjutkan potongan kalimatnya. Puri meletakkan telunjuk lentiknya di depan bibir Tsun.
"Sssttt, Maaas. Tak perlu minta maaf. Puri yang minta maaf, Mas. Maafkan Puri, Mas," hikaaa. Puri sudah banyak menyusahkan Mas. Lanjut hatinya. Tak sanggup dilanjutkan lagi kata-katanya. Tsun membenamkan wajahnya dalam dekapannya lagi. Dan, jadilah sepertiga malam itu rangkaian bunga indah yang kelak akan menghiasi taman-taman surga! Memadulah cinta kedua insan itu, cinta yang halal dan diridhai Allaah.
"Maaas, Puri disimak yaaa? Sebentar, Puri ambil air wudhu dulu ya?"
"Iya, Dik. Hati-hati di kamar mandi. Ndak usah pakek sandal, nanti malah licin. Pegangan, Dik. Ah, Mas antar aja yuk, Dik?" Haha. Tsun, Tsun. Sikap calon Abi yang sangat normal. Bijak. Semoga istiqamah seperti itu.
"Iiih, Mas. Tidak perlu. Puri bisa kok," ucapnya sembari bergegas meninggalkan Tsun yang masih setengah melayang di angkasa!
"Alhamdulillaah. Rabb, tolong jaga mereka. Istriku tercinta dan Anak Cinta kami. Cintai mereka, Rabb. Karena kutahu, cinta-Mu jauh lebih besar dari pada cintaku ...," gumamnya lirih. Selanjutnya, disiapkannya mukena dan sajadah Puri. Mereka akan tasmi' sampai saat shubuh nanti. Masya Allaah.
---#---
Belum ada tanggapan untuk "Serial: Jannah Family (Grand Prize)"
Posting Komentar