Bismillaah
Kangen berat sama Leiden. Apa kabar ya Jessyca? Sudah beranak belum ya, kelincinya? Duuuh, pasti imut-imut deh, bayi-bayinya! Hikaaa. Jadi pingin punya keclinci. Eh. Kan sudah ada Cimot. Hihi. Nanti kalau Cimot cemburu, bagaimana? Oooh, tidaaak! Mumumumu, Cimot.
"Gendhuk Honey, where are youuu?" Yaelah Mama, jelas Nohara di sini. Di mana lagiii? Hemmm, terkadang susah juga ya punya Mama yang terlalu sayang? Eh. Maksudku, jadi tidak leluasa gituuuh. Apalagi, kalau Mama lupa, aku sudah remaja! Hikaaa.
"Nohara is here, Mama," hemmm. Gagal ngumpet! Pinginnya di sini seharian. Tenda buatan Papa. Tahu tidak? Bahannya dari terpal! Hekekeke.
"Sayang, Mama ada berita bagus! Gendhuk pasti suka deh," ummm, tunggu dulu. Berita bagus? Apa itu? Berita bagusnya Mama apa berita bagusku nih? Kan, beda kriterianya! "Nih, Mama udah nemuin Rumah tahifdz, buat kamu," Mamaa mendekatiku. Tepatnya mendunduk dan masuk ke tenda. yippieee! Ini sih, berita bagusku. Alhamdulillaah.
"Iyeees, Mama? Yeeehees, seeenaaang. Pelukkk, Mama!" Kami berpelukan. Erat. Bahagia. Akhirnya, bisa mesantren lagi. Allaah Maha Baik.
"Tapi, Mama tidak bisa anter jemput lho ya? Yang nater jemput nanti Pak Sono, bagaimana?" Siapa pun deeeh. Yang penting ngaaajiii. Mesantren. Cihuiii, tuplok-tuplok!
"Oke, Mama. It's Ok. OKE." Kataku smabil mengacungkan dua jempol. Kontan kami tergelak. Bahagia. Aaah, Papa pasti senang mendengar berita bagus ini nanti.
Okeee, Gilrs. Nohara mesantren lagi. Semoga dipertemukan dengan ustadzah yang keeereeen!
The End
Belum ada tanggapan untuk "Serial: Miss Jannah"
Posting Komentar