Bismillaah
---Tugu Monas---
Tiba-tiba, Puri terjaga dari tidurnya. Jantugnya berdegup sangat kencang. Keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Perlahan, dibukalah matanya dan dirasakannya sesuatu yang buruk. Perutnya terasa sangat mual, kepala pusing dan sungguh, matanya begitu berat untuk dibuka.
Jam berapa ini? Ya Allaah, kenapa aku begini? Ya Allaah, aku sakit? Masuk angin? Mas, sudah bangun? Ya Allah, kepada-Mu aku berlindung
"Maaas," ya Allaah, dingin sekali. Selimut, aku butuh selimut yang lebih tebal lagi. Mas, bangun Mas. Puri sakit. Pusing, Maaas.
"Ya, Dik? Kamu sudah bangun?" Tsun mendekapnya dari samping. Tsun memang sangat peka. Sedari dulu, selelap apa pun tidurnya, akan sangat mudah untuk dibangunkan.
"Dingiiin, Mas," Puri semakin menggigil. Tsun yang sudah benar-benar terjaga, terkejut sekali mendapati Puri kedinginan seperti itu.
"Lhooo, Dik? Kamu sakit? Sebentar Mas ambilkan selimut lagi. Yang mana Dik? Yang gambar Hello Kitty?" Tsun beranjak menuju lemari pakaian sederhana yang ada di sudut kamar. Selimut Hello Kitty itu selimut kesayangan Puri yang nomer dua setelah selimut Tulip. Ah, namanya juga Puri. Meski sudah bergelar istri juga usianya masih delapan belas tahun. Jadi ya, maklumlah.
Dengan sigap Tsun menyelimuti Puri. Semoga lebih hangat, setelah berselimut rangkap dua begini. Tebaal-tebal lagi!
"Gimana, Dik masih dingin ndak? Mas buatin tea manis ya?" Ya Allaah, Maaas. Tidak usah, perut Puri mual. Bisik hatinya. Tapi, Tsun sudah berlalu dari hadapannya. Menuju dapur. Puri hanya bisa bergeming. Memejamkan mata dan memulai muraja'ah.
Huek, hueeek, hueeek ...!
Tsun berlari ke kamar. Dari dapur, didengarnya Puri muntah. Benar saja, saat ia sampai di kamar, Puri sedang berusaha membersihkan muntahannya yang mengotori selimut.
"Ya Allaah, Dik. Kamu beneran sakit. Syafakillah, Shalihahnya Mas. Sudah, kamu tiduran saja. Biar Mas yang bersihkan," tangan-tangan penuh kasih itu segera menggulung selimut Hello Kitty yang kini sudah terkena muntahan Puri. Maafkan puri, Mas. Bisik hatinya. Terima kasih, Mas. Tambah hatinya lagi. Hanya hati yang mampu berbicara. Tubuhnya terasa lemas sekali. Rasa mual itu kian menjadi-jadi.
"Ini, Dik. Kamu minum dulu tea-nya. Mas bantu duduk ya? Atau mau pakek sedotan?"
"Emoooh, Mas. Mual," rengek Puri setengah merintih. Dahinya berkerenyit menahan pusing yang melengking-lengking.
"Sedijit saja, Dik. Sini, yuuuk. Kan, biar cepet sembuh."
"Hik, hik, hik. Muaaal, Maaas," yaaah, Tsun diam. Diraihnya botol minyak kayu putih yang ada di laci meja, smaping tempat tidur. Lalu, dibalurinya tubuh Puri dengan penuh sayang.
"Iyaaa, mual. Ya udah, nanti aja minumnya. Tadi sore baik-baik saja kan, Dik? Syafakillah, ya, Bidadari Surganya Mas? Besok kita ke dokter. Oke?" Nah, selesai. Kini, dirapikannya kembali baju tidur Puri. Tsun tersenyum geli, demi melihat gambar Masha di baju tidur itu. Isteriku, kau memang masih remaja. Tapi, kini sudah menjadi remaja tangguh! Karena, sudah Allaah sematkan gelar mulia padamu, Isteri. Shalihah dan Bidadari Surganya Mas. Cepat sembuh ya?
"Maaas, Puri mau monas," bisiknya setelah Tsun merebahkan diri di sampingnya. Ha? Monas? Malam begini? Eh, itu tadi beneran Monas kan? Tugu Monas? Tsun bingung sekaligus geli.
"Iyaaah, Monas. Tugu Monas kan, Dik? Besok kalo Mas libur kerja ya?" Diusapnya pipi Pusi lembut. Yang diusap merajuk manja. Menggemaskan!
"Maunya besok, Maaas. Besok pagi. Puri mau keliling Monas pagi-pagi," haha. Siapa yang tidak merasa kalau permintaan Puri ini lucu? Hem. Tsun nyaris saja tertawa. Tapi, ditahannya karena melihat wajah Puri yang serius. Serius ingin ke Monas.
"Ummm, besok ya Dik? Insya Allaah,"
"Janjiii? Janji duluuu, Maaas," rajuknya, membuat Tsun mencuili pucuk hidungnya.
"Iyaaah, sekarang bobok dulu, yuk? Nanti telat shalat malamnya,"
"Eeemoooh,"
"Lhooo?"
"Gendooong, Maaas," haha. Akhirnya, mau tidak mau, ngantuk tidak ngantuk, Tsun bangkit dari rebahnya. Menggendong Bidadari Surga? Dengan senang hati!
Hueeek, hueeek, hueeekkk ...!
Tsun tidak sempat menurunkan Puri, dan indahnya, dadanya berlumur muntahan. Muntahan Sang Kekasih.
***
"Maaas, ayoook," ha? Ayok? Kemana? Tsun baru saja selesai tilawah. Biasanya mereka tilawah berdua. Tadi, Puri ketiduran di pangkuannya. Itu, kebiasaan Puri. Merebahkan kepalanya di pangkuan Tsun setiap selesai shalat shubuh.
"Lhooo?"
"Hik, hik, hik. Kan, mau ke Monas, Mas?"
"Iyaaah. Monas. Jauh tapi, Dik. Lagian, naik motor jam segini pasti dingin banget. Kamu nggak pa-pa?" Disentuhnya dahi Puri. Memastikan, Shalihah-nya itu baik-baik saja. Tidak demam. Tapi, wajahnya pucat dan terlihat lemas. Syafakillah, Dik. Bisik hatinya. Tidak tega Mas, Dik. Masa mau ke Monas sekarang? Kan, masih sakit? Tanya hatinya, yang tak sampai jika diucapkan.
"Tidak apa-apa, Mas. Pleaseee, Maaas, nanti Mas terlambat loooh ke kantornya!" Anak pinter. Merajuk juga masih pakek perhatian. Bisik hati Tsun, dan kini sudah selesai membereskan sarung dan sajadaha. Sementara, Puri masih ayu dalam mukenanya.
"Iyaaah, Monas! Ada apa sih Dik, dengan Monas? Ngebet banget?" Niatnya bercanda, tapi tidak bagi Puri. Tangisnya pecah, berlari ke kamar. Ha? Lha, apa aku salah ngomong? Tsun bingung dan segera disusulnya Puri yang ternyata sudah menangis tersedu-sedu di atas tempat tidur.
Ya Rabb, mengapa jadi seperti ini? Astaghfirullaahaladhiim, ampuni jika aku hilaf, Rabb Tapi, aku hanya ingin bercanda Ada apa dengan isteriku? Mengapa begini? Apa ia, rindu Mama? Atau, bosan karena belum pernah kuajak jalan-jalan? Yaaah, habis mau bagaimana lagi? Aku kerja full! Atau, jangan-jangan ....
Tsun mendekati Puri yang masih sesenggukan.
"Diiik, maafkan Mas ya? Yuk, kita ke Monas sekarang? Kamu ganti baju dulu ya?"
The End
Akhirnya merekapun bisa pergi ke Monas hehehe
BalasHapussukaaa :D
BalasHapusini cerpen ya, Kak? Kok udah end aja, sih ? :3
Eh, itu Puri pasti lagi ngidam :D Hehee, bener gak tebakan saya? :D
sukaaa :D
BalasHapusini cerpen ya, Kak? Abisnya kok udah end aja :D
eh, itu Puri ngidam bukan? Hehee, cuma nebak aja, sih :3
@Atep Setiawan,
BalasHapusHekekeke
Belum, belum berangkat
Hakakakaa
@Dedeh Kmlsr,
BalasHapusThaaank :)
Serial, ini :)
Hakakaka
Kasiiih tahu tidak yaaa?
:)