Bismillaah
Roncean kenanganku bersama Mama Begitu indah dilumuri haru Diwarnai bahagia Dalam canda, tawa, ceria! Pun tangis, syahdu berbalut rindu Kenangan yang terpatri mati Di pelataran hati ....
"Honey, wanita itu ibarat sebutir telur. Sekalinya retak, sudah tidak bisa pulih seperti sedia kala. Kalau tidak pecah dan hancur, ia akan membusuk. Jaga diri Honey baik-baik ya? Allaah menjaga Honey,"
"Honey, alhamdulillaah ... Itu artinya, Honey sudah besar. Oooh, Honey. Peluk Mama. Mama bahagia, Honey. Shalihah ya?"
"Gendhuk Honey, sini Mama kasih tahu. Ini teko dan ini air putih. Honey tahu, apa yang akan teko tuangkan ke dalam gelas kosong itu? Iyaaa, benar! Air putih. Honey, teko hanya akan menuangkan isinya. Honey mengerti? Apa yang Mama maksudkan? Umpama raga kita ini teko, maka jiwa adalah air putih itu, Honey. Semua gerak tubuh, tutur kata kita, akan menuangkan semua isi (jiwa) yang ada di dalam raga."
"Gendhuk Honey, sudah ya, jangan bersedih lagi! Cimot sudah berbahagia di rumah Allaah. Mama mengerti, Honey sedih sekali ya? Sini, Honey. Peluk Mama."
"Honey, Mama dan Papa hanya mengarahkan. Memberikan peta. Selanjutnya, Honey-lah yang harus menemukan Kota yang Honey tuju. So? Honey memilih study di UGM atau Amsterdam?"
"Honey, Mama dan Papa belum mendapatkan informasi tentang Indoland Home School di Yogyakarta. So, sementara Honey sekolah di Sekolah Umum dulu ya? Okeee?"
"Gendhuk Honey, ini SMU Teladan lho! Hayooo, bersemangat!"
"Oh, Gendhuk Honey. Ndak pa-pa, cuma dibilang Bule saja kok. Santai saja. Toh Honey memang Bule kan?"
"Gendhuk Honey, Mama sudah dapet informasi Rumah tahfidz. Besok kita survey ya?"
"Oh. Njuk? Honey ndak mau sekolah lagi? Jal piye jal? Masa sih harus bolos sampe Mama nemuin IHS?"
----
Belum Usai
Belum ada tanggapan untuk "Roncean Kenangan (With Mama)"
Posting Komentar