Bismillaah
Aku ikhlas. Silakan, jika kenyataannya, dia mencintaimu. Siapa yang bisa melarang hati untuk mencintai? Siapa yang bisa melarang jiwa untuk merindui? Siapa yang bisa mencegah diri untuk berharap? Tidak ada! Pun aku.
Dan, jika dia mencintaimu, aku hanya bisa mengatakan: "Tafadhal," karena apa? Allaah, lebih berhak mengaturnya dari pada aku. Sesungguhnya, semua hati makluk adalah hak dan urusan Allaah. Bukan hak dan urusan makhluk. Ia, dibolak-balikkan dengan kuasa cinta-Nya. Maka, sekali lagi kukatakan, jika dia mencintaimu, silakan. Semoga Allaah ridhainya.
Semoga, dialah yang tersurat di dalam Lembaran Takdir-Nya, bahwa dia adalah Pasangan Jiwamu. Jodohmu.
Kita, semua maklhuk yang ada di dunia ini, hanya boleh berusaha. Namun, kehendak dan keputusan Allaah, tetap mutlak dan merajai. Kita meng-imani itu. Jadi, kumohon, jangan ada amarah dan benci di antara kita. Terlebih, jika hanya karena urusan cinta yang sesungguhnya bukan urusan kita. Bukan persoalan siapa mencintai siapa. Bukan oersoalan siapa dicintai siapa. Melainkan, persolan siapa dicatatkan Allaah sebagai Pasangan Jiwa siapa.
Mari, kita berdamai! Jangan terberai ukhuwah hanya karena masalah cinta. Kita bukan balita yang akan memperebutkan balon atau boneka, bukan? Kita, manusia yang didewasakan Allaah untuk berlapang dada menghadapi, menerima dan menjalani segala apa yang dikehendakinya. Termasuk, cinta.
Tersenyumlah, usah kau bersedih! Aku tidak apa-apa. Dengan semua yang kau, kalian lakukan padaku, aku ikhlas. Semua sandiwara kalian, aku ikhlas. Permainan kalian, aku ikhlas. Semuanya. Toh, tetap saja, keputusan Allaah adalah keputusan terbaik. Kehendak Allaah adalah kehendak terbijak. Dan keduanya itu, tidak dapat diganggu gugat oleh makhluknya.
Cerialah, sssttt ... Jangan kita tercerai berai hanya karena soal cinta! Malu kita sama Allaah. Maaaluuu!
Belum ada tanggapan untuk "Dan, Dia Mencintaimu?"
Posting Komentar