Kupenuhi Janjiku Padamu, Salju

Bismillaah

Salju, telah lama ingin kuroncekan kata ini untukmu. Kata yang terlahir dari Rajim Jiwa. Terpancar mekar penuh pesona pada Bening Soca. Terukir merdu pada Pelataran Hati. Terpatri mati!

Kau tahu, Salju. Itu tentangmu. Tentangku. Kita. Berdua!

Masih kah kau ingat ... Butiran salju merintikkan rona suci pada mantel-mantel kita. Saat bermain basket di lapangan samping sekolah. Hanya tinggal kau dan aku di sana. Tiada seorang pun ....

"Saljuuu, saljuuu!" Wajahmu menjelma merah jambu, saat gelak tawa itu terlahir dari ufuknya. Sementara aku, merentangkan kedua tanganku, seolah ingin terbang bersama butiran lembutnya. Salju.

"Nohara, komt! Kita buat Bola Salju!" Penuh semangat, kau mengumpulkan butiran seputih kapas itu. Senggenggam, dua genggam, tiga genggam. Kau putar-putar, menggulung-gulungnya dan jadilah ia, Bola Salju. Tawamu melebar, seiring dengan semakin derasnya rintikan Kekapas Angkasa itu!

"Fatiiin, give to me, pleaseee," aku merajuk. Jangan sebut aku Nohara, jika tak merajuk di hadapanmu. Hekekeke.

"O.K, catch iiit theeen!" Serumu riang dan jadilah lapangan basket, padang salju yang terhampar. Kudengar samar, Mommy-mu berteriak-teriak di ujung gang sana; "Noharaaa, Fatiiin! Are you theeereee?" Oooh, kita sudah membuat Mommy-mu paniiik, Fatin.

"Let's go home!" Bisikku.

STOP! Itu, apa, Fatin? Sesuatu menetes dari hidungmu. Darah? Atau, apakah itu ...? Bukan, bukan pasta kan, Fatin? Bukan cat air kan?

"Tanteee, heeelp! Heeelp!" Aku menggila. Menjerit-jerit meminta bantuan Mommy-mu. Aku takut sekali, Fatin. Aku takut, terjadi sesuatu yang buruk denganmu.

"Fatiiin, wake up! Waaakeee uuuup!" Kuguncang-guncangkan tubuh lemasmu, namun, tak ada respons. Hingga Mommy-mu sampai di dekat kita ....

"Nohara, please go home! And tell your Mom and Dad about Him. Tante waits here yaaa?" O.K. I understand. Sekuat tenaga aku berlari menuju rumah. Ku tak peduli, meski harus terpeleset beberapa kali. Terjatuh dan entah apa lagi! Intinya, tubuhku terbanting-banting di atas jalanan yang dilumuri es dan salju!

"Fatiiin, wake up! Promise, aku tidak akan menang lagi! Aku rela mengalah untukmu saat bermain basker! Aku rela mengalah saat bermain ice skeating! Aku janjiii, Fatiiin. Wakeee uuuup!" Hatiku menjerit-jerit! Meronta-ronta! Menggilaaa ....

Leiden, 13 Agustus 2015

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kupenuhi Janjiku Padamu, Salju"

Posting Komentar