Friends, Aku hanyalah hamba Allah yang ingin menjadikan facebook sebagai medan jihad Candunya harus bisa membunuh setiap debur nafsu yang me...
Beranda » Arsip untuk Januari 2015
Mak Comblang
Sulit. Paling nggak suka diginiin. Serius! Mendingan aku minum es cendol segalon daripada harus nurutin Syifa. Udah dibilangin Vios itu bany...
Sarung Rok
Selepas Maghrib, Lanang merengek-rengek minta dibelikan sarung. Hatiku tercabik-cabik. Perih. Jangan kata untuk beli sarung, Nang. Buat maka...
Pilihan Hati 12
Satu setengah bulan berlalu. Hari demi hari bergulir meninggalkan sejarah. Aku sudah tidak sekolah lagi. Meski Bapak sangat marah dan Mamak ...
Pilihan Hati 11
Jadi, aku hanya harus jujur mengakuinya. Keyakinanku pada Mamak membuatku memiliki keberanian meski pendarnya mirip lilin yang nyaris habis ...
Pilihan Hati 10
Entah bagaimana kejadiannya, aku agak lupa. Silet itu tak ada dalam genggamanku lagi, yang ada hanya aku dalam linangan air mata. Dalam pelu...
Pilihan Hati 9
Sekarang aku tidak tahu harus bagaimana. Jujur, yang ada dalam benakku saat ini hanya satu. Mati. Aku ingin mati saja. Meninggalkan kelamnya...
Pilihan Hati 8
Harus kuakui pesona Mas Alif terlalu memikat. Aku sekarat dalam pelukannya. Kesadaranku kritis. Gejolak cinta itu menenggelamkanku ke dalam ...
Pilihan Hati 7
"Belum, Yas. Mau keluar sebentar sama Mas Alif." Kataku jujur. Tanggung, sudah terlanjur ketahuan. Mendengar kejujuranku, Dyas men...
Pilihan Hati 6
Di sini kau dan aku Terbiasa bersama Menjalani kasih sayang Bahagia ku denganmu My Heartnya Acha Septriasa dan Irwansyah mengalun merdu dari...
Pilihan Hati 5
Aku bangga sama Mamak dan Bapak. Meski pendidikan mereka tidak tamat SMU, tapi sangat pandai mendidikku. Mereka mengajariku banyak hal dalam...
Pilihan Hati 4
Semua sudah tidur. Dyas dan Aga terlihat sudah terlelap, sementara Nara terdengar sedang menelpon seseorang. Kalau dari bahasanya sih sepert...
Pilihan Hati 3
"Jangan sakiti Epi, Pak. Sudah, sudah," Mamak menangis tersedu. Ditengah isaknya menenangkan Bapak dengan air kesabarannya. Tangis...
Pilihan Hati 2
Tatapan itu bukan tatapan yang kukenal selama ini. Bola mata itu milik siapa? Benarkah itu milik Bapak? Bukan, bukan! Itu bukan Bapak. Bahka...
Pilihan Hati 1
Bapak dan Mamak masih diam. Aku tambah deg-degan. Aduh, gimana cara ngomongnya ya? Apa nggak jadi aja ya? Tapi, gimana dengan Mas Alif ya? D...
Langganan:
Postingan (Atom)